Untuk kesekian kali'a aku kesulitan untuk terlelap dalam gelap.. Entah mengapa setelah menyelesaikan praktikum, aku jadi semakin sulit untuk tidur tepat waktu, apalagi bangun tepat waktu.. Belakangan ini, pikiran yang sama masih menghinggapiku. Bukan masalah siapa yang saya pikirkan, tapi kenapa aku terus memikirkan hal itu dari tahun ke tahun. Padahal, aku udah bilang sama Tuhan, "Yah Tuhan, Engkau tahu yang terbaik, dan yang terbaik itu ada pada waktu yang terbaik."
Aku pernah kecewa dan pernah juga mengecewakan orang lain. Semua karena ga bisa menahan perasaan, terlalu larut dalam aliran emosi, sehingga lupa menggunakan akal sehat. Semua diterabas, mengganggap segala sesuatu bisa diatasi. Seringkali aku menjadi naif, entah karena sedang mabuk atau apa. Hari ini, bahkan belakangan ini, aku lagi coba untuk menggunakan logika. Kadang aku suka ga percaya sama apa yang aku rasa.
"Hidup adalah pilihan", itu adalah kata-kata yang selalu saya kampanyekan. Tapi ternyata tidak semudah apa yang dipikirkan. Setidaknya, aku pun masih sering ragu atas sebuah pilihan. Kadang pilihanku adalah "tidak memilih" atau tak segan-segan merubah pilihan itu, alias "plin-plan". Apalagi kalau udah urusan yang satu ini.
Saya adalah orang yang pegang prinsip, apapun bisa saya lakukan untuk tetap menggenggam prinsip itu dalam tangan saya. Dan saat ini saya ada di antara perbatasan prinsip dan perasaan. Bagaimana saya bisa melanggar dan menarik kata-kata saya sendiri demi menyenangkan hati saya? Namun bagaimana juga saya bisa membohongi perasaan saya demi idealisme yang saya pegang.
Heehm, ini sebuah pergumulan dan perenungan.. Tuhan tunjukan jalanMu.. Bolehkan Kau berikan yang terbaik tanpa harus aku memilih? Jika memang sudah ada yang terbaik, maka berikan saja itu, tanpa pilihan yang lainnya. Tapi, aku bukan sedang memaksa Mu Tuhan, itu kehendakMu, dan jadilah kehendakMu di bumi ku, di hidupku, seperti juga kehendakMu terjadi di surgaMu..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment