Escalator - The Wrong Way






Seorang pengusaha Jepang mabuk tertangkap kamera mencoba untuk berjalan menuruni eskalator dengan cara yang salah di London Underground. Pria, mengenakan jas dan membawa sebuah koper, mencoba untuk membuat jalan menuruni eskalator di Tottenham Court Road tube station, laporan The Sun. Hampir semua orang berusaha memperingati dia kalau dia sedang salah jalan, namun ia sendiri tidak menyadarinya sampai semua orang terpaksa memencet tombol emergency untuk menghentikan eskalator.

Mungkin kita tidak pernah melakukan hal itu karena mabuk, namun pernah kita lakukan karena iseng saja. Namun jika hal itu terjadi dalam keadaan mabuk, betapa bahayanya hal itu. Kita melakukan karena kita tidak menyadarinya, dan berpikir bahwa kita sedang berjalan di jalan yang benar. Kita berpikir bahwa kita sedang berjalan maju, padahal sebaliknya yang terjadi adalah kita sedang berjalan di tempat atau sedang mundur dan siap menantikan sebuah bahaya lain.

“Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati.” 
- Amsal 21:2 -

Betapa bahayanya di saat kita menjadi orang yang ‘sulit mendengar’. Kita kehilangan arah apa yang benar, karena sedang dalam keadaan tidak sadar. Orang akan mencoba untuk mengkoreksi, namun telinga yang tuli yang membatasi kita mengerti.

“Jangan berbicara di telinga orang bebal, sebab ia akan meremehkan kata-katamu a  yang bijak.”
- Amsal 23:9 -

 

“Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian,ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah. Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian. Ia menyediakan pertolongan bagi orang yang jujur, menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya, sambil menjaga jalan keadilan, dan memelihara jalan orang-orang-Nya yang setia. Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik. Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu; kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau supaya engkau terlepas dari jalan yang jahat, dari orang yang mengucapkan tipu muslihat, dari mereka yang meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang gelap; yang bersukacita melakukan kejahatan, bersorak-sorak karena tipu muslihat yang jahat, yang berliku-liku jalannya dan yang sesat perilakunya; supaya engkau terlepas dari perempuan jalang,  dari perempuan yang asing, yang licin perkataannya, yang meninggalkan teman hidup masa mudanya dan melupakan perjanjian Allahnya.”
Amsal 2:1-17

Cintailah teguran, karena kehidupan kita membutuhkannya. Saat mata sedang gelap, dan telinga sedang terlelap, ijinkan hati kita terbuka, mendengar dan menerima dengan hati, dan berubahlah oleh pembaharuan akal budimu.

Ikan Tidak Menjadi Bodoh Saat Ia Tidak Bisa Memanjat Pohon


"Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid." Albert Einstein

Taukah kamu, betapa seringnya orang lain menilai kita bodoh, tapi kita tidak tau apa yang menjadi ukuran bodoh atau pintar untuk diri kita.

Saya merasa, ada banyak orang yang tertipu seperti ikan tadi yang diharuskan memanjat dan dikatakan bodoh karena ketidakmampuannya. Ia bukan bodoh, hanya ia salah pengertian dengan kemampuannya. Saya menemukan pemikiran lain dari pengalaman saya yang pernah juga di posisi yang sama..

Ada dua hal yang bisa kamu lakukan jika kamu mengalami masalah dalam pekerjaan :
1. Quit from your job : Jika memang apa yang kamu kerjakan benar-benar membuat kamu merasa sangat bodoh, mungkin ada baiknya kamu cek lagi apakah kamu sudah bekera di strength area yang tepat? Contoh, Saya lemah di bagian numerik (angka) dan kurang teliti lalu ternyata saat ini saya kerja sebagai seorang akuntan (contoh) saya sering melakukan kesalahan dalam tugas saya, akibatnya selalu fatal baik untuk perusahaan dan diri saya sendiri. Jika anda berpikir bahwa anda harus bertahan sampai 3-5 tahun ke depan, sebaiknya anda pikirkan kembali. Itu akan menghabiskan waktu anda lebih banyak dan juga energi anda untuk menjadi baik "rata-rata". Bandingkan dengan anda pindah dan mencari pekerjaan yang sesuai strength anda, anda sudah punya dasar yang kuat, sudah memulai lebih cepat untuk menjadi lebih dari rata-rata karena anda tau bahwa anda mampu melakukannya dan mampu melakukan lebih dari rata-rata. Paradigma yang salah, sejak kecil kita sudah diajarkan untuk menjadi orang rata-rata. Nilai Seni Musik bagus, nilai Matematika jelek. Lalu les yang kita pilih apa? Seni musik atau matematika? pasti matematika. Kenapa? Karena kita sudah terbiasa diarahkan untuk mencapai MINIMAL RATA-RATA. So, stop to be a average people.

2. Stay on your job and looking for your another 'strength' activities : Sebelum saya keluar dari pekerjaan saya, saya melakukan hal ini. Saya tetap bekerja pada pekerjaan saya namun saya cari kegiatan lain untuk menyalurkan dan melatih kekuatan saya. Mengapa? Karena pekerjaan saya tidak mengancam "gambar diri" saya saat itu. Namun saya tahu saya harus tetap mencari hal lain untuk menjadi tempat saya melampiaskan "strength area" saya. Itu akan membantu diri anda, terutama ketika anda belum mendapat pekerjaan baru tentunya. Satu motto dari teman saya, "Kalau soal pacar, kita harus putus dulu baru cari pacar baru, tapi kalau soal kerjaan itu beda, jangan "putus" dulu sebelum ketemu kerjaan baru."

3. Stay on your job and expand your capacity : Bisa jadi apa yang terlihat sulit, itu sebenarnya potensi terpendam. Kadang ada hal-hal yang memang jadi tantangan baru untuk kita pelajari dan lakukan. Misalnya, saya orang yang agak kurang teliti, bagi saya jika saya selalu membuat excuse untuk semua ketidaktelitian saya dengan berkata itu bukan strength saya, maka someday saya ga akan bisa menjadi seorang pemimpin yang bisa memeriksa pekerjaan anak buah saya dengan benar, karena saya sudah skip tahap belajar saya ini. Padahal saya tahu bahwa, ada kompetensi yang harus dimiliki jika ingin menjadi seorang pemimpin nantinya. Saya saat ini ada di bagian ini. Saya tahu bahwa tantangan yang saya hadapi bukan hal yang harus saya skip, karena ini modal bagi saya untuk belajar memiliki kualitas seorang pemimpin. Apa bedanya dengan yang pertama? Yang pertama (quit from your job) boleh dipilih jika hal-hal yang menjadi kendala itu bukan sebuah tantangan tapi masalah, no progress at all, dan itu bukan suatu kompetensi dasar yang umum (contoh kompetensi dasar yang umum: ketelitian, kerapihan, dll) Jika sudah masuk ke hardskill seperti harus bisa berhitung, melukis, mengajar dengan sistematis baru kamu boleh menentukan untuk keluar dari pekerjaanmu jika tidak sesuai.

Keberuntungan di Transjakarta (dibaca : Busway)

Ini bukan pertama kalinya saya naik Transjakarta, yang lebih singkatnya disebut busway. Selama 4 tahun 2006 - 2010, saya berjuang di dalam busway rute Kelapa Gading - Benhil. Dahulu, busway tidak sekejam ini, cuma butuh waktu 1 jam untuk bisa sampai, sekarang beda ceritanya. Sejak masuk di kantor baru, yaitu Bank Panin, saya mulai harus kembali mencicipi busway yang katanya semakin canggih. Meninggalkan kopaja dan mikrolet tentu bukan hal yang membuat hati saya sampai hancur sedihnya, tapi sejujurnya saya kangen dengan kedua mobil berpolusi itu, setidaknya di sana saya bisa duduk dengan tenang bahkan sampai ketiduran. Perjuangan saya setiap hari sekarang adalah berangkat pukul 06.00 WIB dimana semua orang mungkin masih terlelap di dalam selimut hangat. Lalu jam pulang saya tidak kalah 'sadis'nya yaitu 17:.30 WIB. Dengan durasi perjalanan masing2 paling cepat 1,5 jam, paling lama itu tidak terhingga. Ini bukan hal yang mudah untuk saya beradaptasi, tapi juga bukan hal yang sulit untuk tetap dijalani.

Kisah singkatnya begini, kalau soal pergi tidak usah diceritakan, saya hampir bosan. Ini kisah pulang saya..
Hari itu saya lupa hari apa, yang saya ingat dari ujung tangga busway saya melihat bus berwarna biru, yang artinya bus langsung ke Kelapa Gading. Untuk anda ketahui, mendadak saya jadi cinta dengan warna biru, karena itu adalah warna bus yang akan membuat perubahan dalam hidup saya di jam-jam padat pulang kerja, dengan bus itu, saya tidak perlu berkunjung sejenak ke harmoni yang padat melebihi ketupat.

Saya berlari secepat kilat, walaupun tidak secepat ferrari. Tapi saya coba untuk mengejar peruntungan saya mendapatkan bus berwarna biru itu. Sudah sampai loket, yang terjadi saya terima kembaliannya, dan bus itu jalan tanpa menunggu saya. ARTINYA saya harus ke harmoni. Saya hari itu tertinggal bus setelah berlari-lari, dan hanya beda sekian detik saja.

Beberapa hari kemudian, saya mendapatkan kesempatan yang sama juga. Dari kejauhan saya bersama teman saya Maharani, berjalan melewati tangga busway. Dari kejauhan saya lihat busway dengan warna 'favorite' saya. Saya bilang, "Wah, ada lagi, aku mau duluan yahhh..." Saya berlari dengan keyakinan super duper penuh bahwa bus itu pasti menunggu saya. Saat mendekati loket, saya lihat bus merah (warna yang tidak saya suka jadinya) dia mengantri di bus biru itu, dan feeling saya bus biru tidak akan bisa berlama-lama. Benarlah, setelah tiket saya dapatkan, bus itu pergi lagi begitu saja tanpa tolehan sedikit pun.

Saya berpikir, apakah saya kurang beruntung. Dua kali mengalami hal serupa..

Hari ini, sore ini, saya mencoba lagi peruntungan saya. Kali ini tanpa harapan tinggi, tapi percaya saja untuk tetap mencoba. Saya lihat dari jauh sambil bersiap-siap untuk berlari lagi jika tiba-tiba warna biru melintasi mata saja. Sepanjang jalan dengan langkah cepat bahkan sampai tidak jadi beli somay saya berjalan terus. Saya lihat ada antrian, saya ikuti antrian itu bersama yang lainnya menunggu si biru datang. Di situlah Tuhan bicara...
  • Menunggu lebih baik dibandingkan terlambat dan tertinggal. Banyak orang benci menunggu, benci menanti, benci menunggu proses. Di satu sisi, ia akan tahu betapa berharganya kesempatan menunggu dibandingkan kesempatan terlambat dan tertinggal. Saya bukan orang yang sabar saat harus menunggu, tapi saya tahu kesabaran ini masih lebih murah dibandingkan kesabaran yang harus saya bayar saat saya tertinggal bus. Kalau hidup membuat kita banyak menunggu, artinya kita belum terlambat. Berbahagialah..
  • Ketinggalan busway complain, tapi saat diberi kesempatan menunggu juga complain. Untuk bersyukur atau tidak itu bukan berdasarkan keadaan, tapi itu pilihan. Selalu ada alasan bagi manusia untuk complain akan hidupnya. Tidak baik memang, namun tidak apa-apa selama complain itu tidak merusak hidup anda dan orang lain. Memang pada kodratnya manusia tidak akan bisa puas.
  • Beberapa orang terlihat beruntung, saat mereka datang bus pun datang. Jangan sedih karena merasa kita tidak seberuntung mereka, ada saatnya dimana beberapa orang juga berpikir bahwa kita lebih beruntung dari mereka. Keberuntungan itu memang tidak bisa dipilih atau manipulasi, tapi saat tidak beruntung sekalipun, kita bisa bersikap sebagai orang yang beruntung. 
Saya akhirnya duduk, menikmati perjalanan dengan membaca buku Habitudes sambil akhirnya tertidur. Sesampainya di daerah Senen, under pass macet total. Saya sempat berpikir "Yah, macet..." Dan di saat itulah Tuhan bicara:
  • Saat saya merasa tidak beruntung karena pegal duduk di busway menghadapi kemacetan, ada beberapa orang yang merasa lebih tidak beruntung karena mereka pegal berdiri di busway menghadapi kemacetan. Di saat yang sama juga, beberapa penumpang kopaja kepanasan dan merasa ia tidak seberuntung pengguna busway yang berdiri dan tidak kepanasan. Jadi beruntung itu hanya soal sudut pandang anda, sekali lagi bukan keadaan.
Hari ini di busway saya berdiri, saya duduk dan akhirnya saya mengerti.. Hidup, keberuntungan, itu hanya soal cara saya berdiri dan memandang. Keberuntungan memang kodrat alam, tapi untuk menjadi pribadi yang bersikap "beruntung" itu adalah pilihan..

Selamat malam dunia..

Dari tahun Attraversiamo menuju tahun Hesed

Welcome to 2012

Saya merasa 2011 itu terlalu cepat berlalu, entah anda merasakan hal yang sama juga atau tidak. 2011 adalah tahun yang 'luar biasa' penuh goncangan, penuh kejutan, dan penuh petualangan. 2011 saya awali dengan mengimani 1 kata, yaitu attraversiamo itu bahasa Italia yang digunakan saat mengajak seseorang untuk menyebrang, "let's cross over". Aku pakai kata ini untuk mengimani bahwa tahun 2011 adalah tahun penyebrangan buat aku. Saya sempat berpikir, kenapa menyebrang aja harus sampai dibuat istilah seperti itu, bahkan sampai dijadikan satu poin penting dalam film eat, pray and love. Tapi akhirnya saya mengerti alasannya. Suatu pagi seperti biasa saya akan menjalani ritual saya pergi naik angkot, dengan menggunakan angkot kebangsaan dan kebanggaan saya, M53, saya pagi itu dengan penuh semangat menuju daerah Vespa. Hari itu, entah mengapa saya memilih untuk menyebrang, padahal biasanya saya berdiri di pinggir jalan saja, toh nantinya angkotnya akan muter. Saat saya mau menyebrang, jalanan saat itu kosong, saya melihat ada sebuah motor masih dalam jarak 200 meter mendekat ke arah saya. Tiba-tiba, motor itu terpeleset sampai mengarah melewati saya, saya dengan reflek pelan melangkah mundur, karena motor'a terseret tepat melewati di depan saya sedang berdiri. Saya diam sejenak, bingung kenapa motor itu jatuh, saya bener-bener bingung, apa dia terpesona melihat saya yang sedang menyebrang, apakah saya seperti bidadari yang turun dari khayangan lalu menyebrang jalan? Okey, pastinya bukan.. Intinya saya bingung, dan jadinya tukang ojeg di belakang malah sebut-sebut saya sebagai penyebab jatuhnya orang itu, padahal masih jauuuuuhh sekali loh, 200 meteran lebih, saya juga menyebrang tidak mendadak. Tapi jujur, hati saya deg-degan saat itu, kalau saya dikeroyok dibawa ke kantor polisi gimana? singkat cerita, amanlah saya, karena saya ngacir nyebrang, dan langsung naik angkot. Setelah aku berhasil menyebrang rasanya luar biasa lega. Akhirnya di situlah Tuhan berbicara sama saya, menyebrang itu bukan sesuatu hal yang mudah walau kelihatannya simple. Yah, dan sejak saat itu saya selalu deg-degan dan takut kalau mau menyebrang jalan.

Tahun sebelumnya 2010, saya lewati dengan berat, banyak hal yang saya sebut dengan penyerahan hak kepada Tuhan. Saat harus menyebrang masuk ke 2011, saya takut, karena Tuhan bilang 2011 adalah tahun penyebrangan buat saya. Dan benar, di tahun 2011, saya banyak mengalami penyebrangan bersama Tuhan. Di bulan April, saya harus menyebrang meninggalkan kisah 2010 lalu harus berani menjalin hubungan dengan seseorang. Lalu 3 bulan kemudian, akhir Juli Tuhan suruh saya menyebrang lagi dari kegagalan hubungan dan ekspektasi yang tinggi. Bulan September awal Tuhan suruh saya menyebrang dari zona ternyaman, yaitu gereja lama saya, Tuhan jawab pergumulan saya selama 2 tahun lebih, saya harus menyebrang masuk ke komunitas baru, tidak mudah bagi saya untuk menyesuaikan diri, jujur awalnya tekanan batin. Tapi akhirnya saya menyebrang sesuai dengan suara Tuhan. Lalu bulan Oktober, saya menyebrang dalam karir saya, dari seorang pembicara training untuk anak, saya harus berani jadi pembicara untuk training guru-guru. Bulan Desember saya menyebrang memperbesar kapasitas saya, saya belajar jadi Personal Coach (bukan fitness yah).

Bersyukur untuk 2011, Tuhan bawa saya menyebrang melewati banyak tempat yang tidak saya mengerti tapi akhirnya terlewati. 

Masuk tahun 2012, saya bertanya apa pesan Mu tahun ini? HESED, Dia berikan kata itu kepada saya. Hesed adalah bahasa ibrani, yang artinya Kebaikan, Kemurahan Hati, yang berlimpah-limpah dan tidak tergambarkan. Entah apa maksud Tuhan tentang hal itu. Kata Hesed saya dapat dari buku yang tahun lalu saya baca, "Finding Your Way Back" - Tommy Tenney, kisah tentang Ruth seorang kafir dari bangsa Moab yang memberikan kasihnya secara berlimpah-limpah kepada Naomi, Boas, bahkan sampai seluruh keturuan bangsa Israel, dan kita saat ini. Okey, saya terima Tuhan kata Hesed itu, walaupun saya tidak benar-benar mengerti apa yang Ia mau saya lakukan.

Btw, tadi malam, pulang dari acara tahun baru, saya tidur dan bermimpi (mungkin efek wine juga), saya mimpi mengkonselingi seorang hantu perempuan. Mimpi paling aneh yang pernah saya alami. Hantu perempuan itu seorang anak SMA, dia punya anak. Dan hari itu dia sedang mengalami kebencian yang besar untuk balas dendam, bahkan saya juga awalnya mau dia serang. Lalu, saya saat itu seperti lagi melakukan praktikum konseling jaman kuliah dulu, kondisinya perempuan itu dulunya mau saya jadikan klien saya (karena dulu aku praktek konseling di SMK), tapi anak itu tiba-tiba meninggal, singkat cerita, karena saya juga lupa ceritanya, akhirnya si hantu perempuan itu bisa tenang, dia bisa memaafkan orang yang jahat pada dia (gak tau juga siapa yang jahat sama dia), lalu akhirnya jadi baik sama saya, dia tidak lagi jadi jahat seperti sebelumnya kepada saya. Bahkan bisa jadi becandaan sama saya di stasiun. 

Sampai tadi pulang makan tahu gunting aku terus berpikir, apa artinya mimpi ini? Saya bingung maksudnya apa. Tiba-tiba saya teringat tentang HESED (baca hased) itu, Tuhan mau saya melakukan hal yang disebut hesed tahun ini, bahkan untuk orang yang terlihat kejam seperti 'setan'. Tuhan sudah melakukannya lebiih dulu, Ia memberikan kasih yang terbesar, berkorban, ia bermurah hati dengan berlimpah-limpah. Dan itulah yang akan Tuhan kerjakan tahun 2012 ini, Dia akan meberikan kasihnya secara berlimpah-limpah, kemurahaan hati yang berlimpah-limpah Ia tuangkan atas saya. Dan saya pun harus melakukan hal yang sama. Walaupun sampai saat ini saya tidak mengerti harus melakukannya kepada siapa saja.

Yah, itu yang saya dapat di awal tahun 2012 ini. Tahun yang penuh dengan Kasih dan Kemurahan hati yang berlimpah-limpah.
Hesed in Hebrew Letters







with HESED by His grace..
Maria Faustina

Happy Single Forever..

Filipi 4: 11 "Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan."

"Setiap tahap dalam kehidupan punya pergumulannya sendiri"

Ada 3 kasus yang Lee Burns ceritakan, ini pengalaman saat dia melakukan konseling:
  • Kasus Pertama, ada seorang wanita berusia 34 tahun, ia masih single, dia merasa kebingungan dan khawatir karena ia belum juga menikah. Lingkungan sekitarnya (keluarga) mendesak ia untuk menikah. Ia merasa bahwa dirinya tidak lengkap jika tidak menikah, ia merasa 'abnormal' dengan keadaanya saat itu.
  • Kasus kedua, ada sepasang suami istri yang datang untuk melakukan konseling, karena mereka berencana untuk bercerai. Sang istri sebelumnya pernah mengalami 1 kali kegagalan pernikahan, (saya lupa apakah suaminya juga pernah). Sang Istri menceritakan bahwa suaminya kasar, dan ketika sang suami ditanya mengapa ia ingin menceraikan suaminya, alasannya karena istrinya sekarang sudah berbeda, sudah GENDUT (@$@#%#$!!) tidak seperti dahulu ketika mereka belum menikah. Sang istri hanya bisa menangis sedih, ia selalu mendapatkan perlakuan dan kata-kata kasar dari sang suami. Ketika Lee Burns mengajak mereka kembali ke masa lampau, mengenang kembali hal-hal apa yang membuat si suami bisa jatuh cinta waktu itu, sampai suamii tersebut pernah membuatkan kolam hanya karna si perempuan ingin punya kolam di depan rumahnya. Bukankah itu hal yang paling manis? Tapi si suami tidak bisa merasakan hal itu lagi.
  • Kasus ketiga (sorry agak lupa jelas kasusnya) ada sepasang kekasih, mereka sudah punya hubungan yang lama. Mendadak si wanita menyampaikan sebuah berita (harusnya berita gembira jika pada kondisi yang benar) bahwa ia hamil. Si laki-laki ini bukannya bahagia, dia malah jadi bingung. Ia bukan tidak cinta pada sang wanita, atau membenci si anak, tapi ia tidak siap menjadi figur seorang ayah. Ia tidak pernah tau seperti apa figur seorang ayah. Ia tidak mengerti harus berperan dan bersikap seperti apa. Ia tidak mau menikahi wanita tersebut
Banyak orang yang berpikir bahwa, ketika kita menambahkan sesuatu ke dalam hidup kita, itu membuat kita happy. Misalnya, membeli mobil, rumah, iPad, iPhone, i u think2 (:p), atau menemukan pacar dan memasukannya ke dalam kehidupan kita. Faktanya: Kebahagiaan itu ada di dalam Yesus, dan kita sudah mendapatkannya ketika kita masuk berada di dalam Yesus.

Anugerah Tuhan sudah cukup bagi kita, tinggal semuanya tergantung mau kita lihat seperti apa. Seperti soal singleness, singleness bisa menjadi berkat atau menjadi kutuk itu tergantung pada kita. Ketika masa single kita bisa menjadi maksimal dan menjadi berkat, maka singleness adalah sebuah berkat. Tapi ketika masa single dijalani dengan patah hati, menangisi nasib, menyusahkan hati orang lain, itu adalah kutuk. Dan itu tergantung di tangan kita.

Lee Burns memberi 3 poin, untuk menjawab ketiga kasus:
1. Release the pressure (lepaskan tekanan itu) -> kasus 1
How I response any situation is within in my control. Semua hal bisa terjadi dalam hidup, bahkan hal-hal yang tidak kita sukai. Namun, bagaimana kita meresponi masalah yang datang lebih penting dari masalah itu sendiri. Lee Burns bertanya kepada sang wanita single berusia 34 tahun itu, apa yang membuat kamu sangat ingin menikah? Sang wanita hanya memberikan alasan seputar tuntutan orang di sekitarnya. Sebenarnya ia sendiri sudah puas dengan kehidupannya sebagai seorang single, hanya saja ia merasa tertekan dengan tuntutan lingkungannya. Lee Burns bertanya kepada si wanita, mana yang lebih baik : "Wanita berusia 34 tahun tapi masih single, atau wanita berusia 34 tahun namun sudah mengalami kegagalan pernikahan?" artinya, bukan permasalahan single atau tidak, karena single ternyata merupakan pilihan yang lebih baik dibandingkan menikah namun gagal. Semua tergantung bagaimana kita meresponi tekanan sekitar kita. Lepaskanlah tekanan itu, berdamai dengan diri sendiri. Kalau pada akhirnya kita yang akan menanggung pilihan itu sendiri, mengapa harus pusing dengan apa kata orang lain? Take responsibility to control situation!!!

2. Faces your fears (Hadapi ketakutan-ketakutan) -> kasus 2
Ada banyak ketakutan dalam hidup, seperti pasangan yang melakukan konseling tadi. (terutama) Si wanita, ia mengalami banyak ketakutan, ia pernah gagal menjalani pernikahannya yang pertama, dan sekarang ia diperhadapkan pada keadaan bahwa ia akan gagal untuk kedua kalinya.
Ada 3 ketakutan yang ia alami, dan mungkin kita juga mengalaminya:
- Ketakutan akan kesendirian
- Ketakutan akan penolakan
- Ketakutan akan kegagalan
Tidak ada kegagalan, yang ada hanyalah umpan balik. Kalau tidak pernah mendapat umpan balik, hal berbeda apa yang akan anda lakukan? perubahan apa yang akan terjadi? perbaikan dan kemajuan apa yang akan anda alami? Artinya 'kegagalan' bukan akhir dari kehidupan, justru awal dari kehidupan yang lebih baik.
AKhirnya si wanita itu ditantang untuk berani lepas dari semua ketakutannya.

3. Change your limited beliefs (Mengubah kepercayaan terbatas anda) - kasus 3
Apa itu kepercayaan yang terbatas? setiap pemikiran yang bernada negatif yang meyakinkan anda bahwa anda tidak mampu, tidak bisa, tidak mungkin, tidak akan pernah, dan tidak-tidak lainnya. Seperti kasus yang ketiga, sang pria takut untuk menjadi seorang ayah, takut mengambil komitmen menjadi seorang suami karena ia tidak pernah mendapatkan gambaran bagaimana menjadi seorang ayah yang baik dan menjadi suami yang baik. Ia tidak pernah mendapatkan pengalaman itu dari ayahnya, dan ia pun tidak tahu bagaimana harus mempraktekan peran tersebut dalam ketidaktahuannya. Ia merasa tidak mampu, tidak bisa. Lee Burns berkata: "Transform you "I can't" into "I CAN" Ketakutan itu muncul juga karena ada ekspektasi yang berlebih, ingin menjadi suami atau ayah yang sempurna, tidak mau seperti ayahnya dahulu. Itu juga yang membuat si pria ini semakin takut berlebihan, karena ia pasang ekspektasinya tinggi sekali. Kita harus keluar dari ekspektasi yang berlebih lalu hadapi ketakukan kita!.

EKSPEKTASI
Dalam budaya barat, mereka punya kebiasaan mengajak seseorang untuk pergi minum kopi (ngopi yukk) jika mereka merasa tertarik untuk pergi menghabiskan waktu bersama untuk ngobrol dan mungkin saling mengenal. Permasalahannya, kadang kopi bisa melambungkan ekspektasi kita jauh, kita berpikir bahwa, orang tersebut pasti suka saya, dan dia pasti mau mengajak saya menikah. Namun, ketika pada akhirnya kopi habis dan cincin tidak melingkar juga di jari, maka yang ada hanya kekecewaan, karena ekspektasi yang sudah terlalu jauh hanya karena sebuah kopi. Well, Coffee doesn't mean Marriage! Jadi, bukan salah kopi, bukan salah orang yang mengajak minum kopi, itu semua ada di ekspektasi yang menentukan cara pandang kita.

Ingat, masalah itu ada dalam "Perspective" kita.


ASK YOUR SELF: Where you are, at above the line or below the line?
On Purpose    -> mau bertanggung jawab untuk segala sesuatu yang terjadi 
-------------------------------------------------------------------------------------------
Ineffective     -> Menyalahkan keadaan

Orang yang ada di atas garis, yaitu orang yang tau dan berada dalam tujuan. Mereka tahu apa yang mau mereka capai, karena itu mereka mau bertanggung jawab untuk segala sesuatu yang terjadi.
Orang yang ada di bawah garis, adalah orang-orang yang tidak efektif. Mereka tidak tau dan tidak berada pada tujuan yang mau mereka capai, karena itu mereka menyalahkan keadaan untuk segala sesuatu yang terjadi.

Ketika kita menyalahkan orang lain/ keadaan, maka tidak ada hal yang akan berubah. Yang seharusnya kita lakukan adalah BERTANYA : What can I learn from this situation? Ketika kamu menyalahkan situasi, maka kamu akan tetap berada pada ineffective stage.

Lee Burns menceritakan kebiasaan dia membangun kualitas hidup dengan bertanya saat ia ingin melakukan atau menghadapi sesuatu.:
1. To be who I need to be -> Who I need to be?
2. To do what I need to do -> What I need to do?
3. To have what I need to have -> What I need to have?

Who are you determine what you will do, then it will determine what you will get! So, ask your self "What high-quality question that I ask myself?"

KESIMPULAN:
Menjadi bahagia sebagai seorang pribadi yang single (utuh) itu tidak ditentukan oleh keadaan. Pada akhirnya respon kita akan lebih penting dari keadaan itu sendiri. Perhatikan perspective anda terhadap masalah, hindari juga ekspektasi anda yang berlebihan. Ingat! Coffee Doesn't Mean Marriage!

- Happy Single Forever!

Ketika 'Sendal' Putus di Tengah Jalan..

via my Facebook - Posted on Wednesday, August 10, 2011 at 10:05pm


Pagi ini berjalan seperti biasa.. dimulai dengan sebuah sindrom harian menguap tiada henti dengan kesulitan membuka kelopak mata di pagi hari.. Yah, matahari kembali terbit pagi ini..
Saya langsung melawan sindrom dengan kekuatan doa, walaupun masih agak meracau diganggu oleh ketidakrelaan bangun pagi ini..

singkat cerita - naik angkot lalu turun angkot -

Saya turun waktu kereta mau lewat, tengok kiri, tengok kanan. jantung deg-deg an, karena takut tiba-tiba keretanya lewat.. selamat... saya bisa melewati lintasan kereta api tersebut..

berjalan beberapa langkah menuju tempat favorit saya - dibaca kantor- dengan semangat, karena hari itu saya datang lebih cepat. Gapura berarsitektur Cina dengan naga-naga itu (walaupun sebenar'a lebih cocok nuansa ketupat menjelang lebaran) Saya berjalan masih baik-baik saja.. Entah pada langkah yang keberapa, tiba-tiba saya merasa ada yang aneh dengan sendal bagian kanan..

Selidik punya selidik, sendalnya menunjukkan tanda-tanda mau putus.. hmm, agak curiga ini ulah kedua bocah di rumah si bola dan bolu. Saya mendadak khawatir, apakah bisa sampai ke tujuan sebelum sendal ini putus?

Sayang sunggu sayang.. baru 5 langkah dari pemikiran itu, benarlah terjadi ketakutan sendal saya putus. Saya mendadak mati gaya untuk 300 meter yang masih harus saya lalui di depan saya..

Saya diam sebentar, lalu coba menempelkan lagi sendal itu, tapi berhubung saya tidak berlatar belakangkan ilmu sol sepatu, maka saya gagal melakukannya..

Pilihannya saat itu hanya, angkat sendal saya dan berjalanlah.. alias, tanpa sendal. Saat itu sudah ga ada pilihan untuk malu, walaupun memang sejujurnya malu. Walaupun masih pagi, tapi biasanya tanpa sendal yang putus aja, satpam sepanjang jalan selalu 'kurang kerjaan menyapa'.. apakabar hari ini jalan tanpa sendal??? hujan tidak, banjir apalagi.. tapi saya nyeker..

Dan, akhirnya berjalanlah saya dengan 1 sendal di sebelah kiri saja, sambil kedua tangan saya memegang sendal yang putus itu. dan sepanjang jalan itu, semua melihat saya dengan wajahnya yang penuh rasa ingin tahu, tapi yah harusnya mereka tahu bahwa 'sendal saya putus, karena itu saya ga pake sendal'. dan sekalipun tidak ada yang mencoba bertanya "kenapa mbak?", tapi wajah mereka sudah mempertanyakannya, dan saya menjawab dengan penuh senyuman manis..

Itu kisah saya.. tapi dari sendal yang putus itu, Tuhan berbicara..

Mungkin saat ini, ada sesuatu hal yang putus dari kehidupan saya, ada yang hilang, ada hal yang membuat hidup ini harus dijalani dengan aneh, dengan 'satu sendal' saja. tapi, saya harus tetap berjalan maju, tidak ada alasan untuk diam berdiri di tempat yang sama sambil berharap 'tukang sol sepatu lewat' atau 'ada orang jualan sendal'.

Dengan atau tanpa sendal, pilihannya adalah harus tetap melanjutkan langkah sampai tujuan saya, atau minimal tempat yang tepat untuk berhenti. dan saya percaya, ada 'sendal' yang baik, yang akan melengkapi kaki saya untuk melangkah lagi, menuju tempat lainnya.

Pagi ini, saya bersyukur untuk sendal yang putus, karena di saat itulah Tuhan buat saya mengerti.. :) thanks God..

ini kisah ku, apa kisahmu? :)

Ada.Harga.Indah

Apa yang indah itulah yang terasa
Namun apa yang indah mungkin hilang,
tapi tetap terasa bahkan selamanya..

Yang indah memiliki harga,
Itulah yang menguras tenaga saat memperjuangkannya,
Itulah yang membuat hati bergelora saat mendapatkannya
dan Itulah yang membawa kesedihan ketika kehilangannya..

Ada harga yang tidak terucap kata
Namun ada harga yang bisa diperjuangkan dengan makna.

Jika hari ini ada, maka nikmatilah..
Jika kemarin tidak ada, maka bersyukur karena hari ini ada..
Jika besok tidak ada, maka tersenyumlah karena ini pernah ada..

Tidak ada yang pernah tahu,
Tidak ada yang bisa mengerti
Sampai ia tahu harga itu..