Ketika 'Sendal' Putus di Tengah Jalan..

via my Facebook - Posted on Wednesday, August 10, 2011 at 10:05pm


Pagi ini berjalan seperti biasa.. dimulai dengan sebuah sindrom harian menguap tiada henti dengan kesulitan membuka kelopak mata di pagi hari.. Yah, matahari kembali terbit pagi ini..
Saya langsung melawan sindrom dengan kekuatan doa, walaupun masih agak meracau diganggu oleh ketidakrelaan bangun pagi ini..

singkat cerita - naik angkot lalu turun angkot -

Saya turun waktu kereta mau lewat, tengok kiri, tengok kanan. jantung deg-deg an, karena takut tiba-tiba keretanya lewat.. selamat... saya bisa melewati lintasan kereta api tersebut..

berjalan beberapa langkah menuju tempat favorit saya - dibaca kantor- dengan semangat, karena hari itu saya datang lebih cepat. Gapura berarsitektur Cina dengan naga-naga itu (walaupun sebenar'a lebih cocok nuansa ketupat menjelang lebaran) Saya berjalan masih baik-baik saja.. Entah pada langkah yang keberapa, tiba-tiba saya merasa ada yang aneh dengan sendal bagian kanan..

Selidik punya selidik, sendalnya menunjukkan tanda-tanda mau putus.. hmm, agak curiga ini ulah kedua bocah di rumah si bola dan bolu. Saya mendadak khawatir, apakah bisa sampai ke tujuan sebelum sendal ini putus?

Sayang sunggu sayang.. baru 5 langkah dari pemikiran itu, benarlah terjadi ketakutan sendal saya putus. Saya mendadak mati gaya untuk 300 meter yang masih harus saya lalui di depan saya..

Saya diam sebentar, lalu coba menempelkan lagi sendal itu, tapi berhubung saya tidak berlatar belakangkan ilmu sol sepatu, maka saya gagal melakukannya..

Pilihannya saat itu hanya, angkat sendal saya dan berjalanlah.. alias, tanpa sendal. Saat itu sudah ga ada pilihan untuk malu, walaupun memang sejujurnya malu. Walaupun masih pagi, tapi biasanya tanpa sendal yang putus aja, satpam sepanjang jalan selalu 'kurang kerjaan menyapa'.. apakabar hari ini jalan tanpa sendal??? hujan tidak, banjir apalagi.. tapi saya nyeker..

Dan, akhirnya berjalanlah saya dengan 1 sendal di sebelah kiri saja, sambil kedua tangan saya memegang sendal yang putus itu. dan sepanjang jalan itu, semua melihat saya dengan wajahnya yang penuh rasa ingin tahu, tapi yah harusnya mereka tahu bahwa 'sendal saya putus, karena itu saya ga pake sendal'. dan sekalipun tidak ada yang mencoba bertanya "kenapa mbak?", tapi wajah mereka sudah mempertanyakannya, dan saya menjawab dengan penuh senyuman manis..

Itu kisah saya.. tapi dari sendal yang putus itu, Tuhan berbicara..

Mungkin saat ini, ada sesuatu hal yang putus dari kehidupan saya, ada yang hilang, ada hal yang membuat hidup ini harus dijalani dengan aneh, dengan 'satu sendal' saja. tapi, saya harus tetap berjalan maju, tidak ada alasan untuk diam berdiri di tempat yang sama sambil berharap 'tukang sol sepatu lewat' atau 'ada orang jualan sendal'.

Dengan atau tanpa sendal, pilihannya adalah harus tetap melanjutkan langkah sampai tujuan saya, atau minimal tempat yang tepat untuk berhenti. dan saya percaya, ada 'sendal' yang baik, yang akan melengkapi kaki saya untuk melangkah lagi, menuju tempat lainnya.

Pagi ini, saya bersyukur untuk sendal yang putus, karena di saat itulah Tuhan buat saya mengerti.. :) thanks God..

ini kisah ku, apa kisahmu? :)

0 comments:

Post a Comment